[BlogTour] Review: TYPO by Christian Simamora

Cover TYPO by Christian Simamora

Judul: TYPO
Penulis: Christian Simamora
Penerbit: TWIGORA
Editor: Alit Tisna Palupi
Designer sampul: Dwi Anissa Anindhika
Penata letak: Gita Mariana
Ilustrasi isi: Maillor
Cetakan: Pertama
Terbitan: Juli, 2016
Tebal: xii + 476 Halaman
ISBN: 978-602-703-627-7
Genre: Contemporary Romance

NOVEL DEWASA

TAGLINE

Kita adalah janji yang ditakdirkan untuk diingkari.

BLURB

KETIKA TUHAN TAK MERENCANAKAN
LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK BERJODOH, PARA ORANGTUA AKAN TURUN TANGAN  UNTUK MENYATUKAN MEREKA. 

Di usianya yang keempat belas tahun, Maisie Varma dijodohkan dengan Josh Mallick oleh kedua ayah mereka. Meskipun sama-sama tak suka dengan keputusan sepihak itu, Mai dan Josh memilih untuk belajar beradaptasi dengan satu sama lain ketimbang membangun nyali untuk menentangnya.

Tapi kemudian, di malam pergantian tahun, Oma Josh yang baru mendengar tentang perjodohan itu langsung protes keras. Bukan itu saja, beliau memaksa para ayah untuk membatalkan pertunangan malam itu juga. Semuanya pun kembali seperti semula—kecuali bagi Mai. Dia sungguh-sungguh tak menyangka, status tunangan Josh selama beberapa hari membuatnya jatuh cinta untuk kali pertama.

Novel #jboyfriend kali ini merupakan kronologis cinta putri satu-satunya keluarga Varma. Tentang gelenyar yang membungkus perasaan Mai dalam bahagia, juga tentang hal-hal manis yang membuat pipinya sering merona merah.

Novel ini juga akan bercerita banyak tentang anak bungsu keluarga Mallick. Si mantan tunangan yang bertanggung jawab membuat Mai jatuh hati sekali lagi, juga yang mengingatkannya bahwa perasaan itu tak lebih dari sekadar typo. Kesalahan hati yang harus Mai koreksi.

Selamat jatuh cinta,

CHRISTIAN SIMAMORA

REVIEW

Ronan Mallick dan Jagapati Varma adalah teman baik sejak muda dan membangun kerjasama sejak hanya berawal dari bisnis jualan cokelat hingga kini mempunyai industri cokelat yang terbilang sukses, sudah punya sebuah hotel, serta melebarkan sayap perusahaan dengan membangun sebuah grup finansial yang dipimpin oleh Ronan Mallick. Mereka mendirikan industri cokelat bernama Cocobolo hingga hotel itu pun dinamai Hotel Cocobolo, yaitu hotel cokelat pertama di Indonesia yang dibangun di Bali. Hotel tersebut terinspirasi dari The Hershey Hotel & Spa di Pennsylvania, USA.

Tapi, Ronan dan Jagapati tidak menangani semuanya sendiri. Khusus untuk Hotel Cocobolo, mereka menyerahkan tugas itu kepada Josh Mallick dan Maisie Varma–anak kandung mereka sendiri–untuk bekerja sama merencanakan event first anniversary Hotel Cocobolo di Bali dan pematangan konsep sebelum launching artisan chocolate factory dan kafe baru di sana.

Josh dan Mai bukanlah orang asing. Dulu ketika usia mereka masih di bawah 15 tahun, kedua ayah mereka sempat mengumumkan, bahwa Josh dan Mai dijodohkan di suatu jamuan natal di rumah Josh. Di situ pula pertama kalinya Mai mengenal Josh serta kakak-kakak Josh. Mai adalah anak semata wayang, sedangkan Josh merupakan anak bungsu–anak lelaki satu-satunya di keluarga Mallick–dan punya empat orang kakak perempuan yaitu Mirai, Nerea, Iggy, dan Avery. Bahkan bukan hanya dijodohkan, saat malam pergantian tahun mereka juga ditunangkan. Betapa berserinya raut wajah Ronan dan Jagapati saat itu yang telah membayangkan akan segera jadi besan dan lebih memperkuat jalinan bisnis mereka.

Cuplikan TYPO

Namun, semua rencana itu buyar saat Oma Josh–ibu dari Ronan Mallick–menolak rencana perjodohan cucunya itu. Pertunangan itu berlangsung singkat hanya beberapa hari, tapi dari pertunangan kilat tersebut telah berhasil meninggalkan jejak-jejak perasaan nyaman di hati Mai terhadap Josh setelah beberapa kali mereka menghabiskan waktu bersama seperti mengobrol santai sembari Josh mengajarinya bermain piano.

Quote TYPO

Kini, Josh dan Mai kembali dipertemukan oleh mandat ayah mereka untuk meng-handle event di Hotel Cocobolo ketika mereka sama-sama sudah menjadi pria dan wanita dewasa. Tak dapat disangkal jika masing-masing dari mereka sanggup membangkitkan gejolak ketertarikan yang kuat antara satu sama lain oleh keindahan fisik yang dipunya. Josh dengan rambut ikal menggoda serta otot bidang di sana sini, sementara Mai memiliki body shape yang sanggup membuat lelaki meneguk kembali air liurnya. Tapi mereka saling berasumsi bahwa mantan tunangannya itu telah melupakan kejadian perjodohan yang dulu sehingga mereka ingin bersikap seprofesional mungkin dalam kerjaan itu untuk menjaga kepercayaan ayah mereka.

Tak diragukan lagi, Josh Mallick pantas mendapat panggilan kehormatan Mallick The Slick. Dia adalah salah satu dari sedikit cowok yang dianugerahi kemampuan membuat lawan jenisnya tak berdaya. — (hlm. 80)

Kedekatan yang terjalin tentunya tak dapat dihindari mengingat bahwa mereka adalah rekan kerja yang sangat berperan demi menyukseskan event besar tersebut. Bahkan tak sungkan mereka bersedia bertemu di rumah salah satunya untuk mendiskusikan pekerjaan. Tetapi, sebuah insiden yang terjadi pada Josh menghantarkan keduanya pada awal mula keraguan hati tentang perasaannya terhadap rekan kerjanya itu, terutama bagi Mai. Dia tidak boleh tinggal diam saat Josh seenaknya menciumnya tepat di bibir tanpa permisi dan membuat jantungnya berdegup cepat tanpa henti.

Here are some tips to broaden your mind, Mr. Mallick The Slick: agressive macho man is so last century. Cewek nggak lagi tunduk pada aturan kuno, bahwa cowok selalu mengendalikan permainan. Dan, satu lagi: modern chivalry. That means, everything that happens between a man and a woman should be consensual.” — Mai (hlm. 83-84)

Sesampainya mereka di Hotel Cocobolo di Bali, mereka menginap di kamar honeymoon suit masing-masing yang hanya berbeda satu lantai. Berminggu-minggu mereka melalui waktu bersama demi kerjaan dan diselingi liburan di Bali. Lalu bagaimana kelanjutan kedekatan Josh dan Mai selama bekerja di sana?

Quote TYPO

***

LET’S PEEL IT…

Cover & Ilustrasi

I love it so much! Glorious and sexy. Black and gold are never dissapointing. Terlebih unsur gold itu sangat kuat dengan tema cokelat yang diusung oleh penulis. Yah, seperti yang sering kita jumpai, bungkus cokelat memang sering pakai kertas aluminium warna gold, bukan? 😀

Ilustrasi yang menghiasi tiap awal bab pun pada bagus-bagus seperti di novel-novel TWIGORA yang lain. Berhubung novel ini homage buat historical romance, jadinya ilustrasi couple-nya juga ala-ala baheula. Seperti ini…

TYPO BAB 4

TYPO BAB 10

Tema

Jika ada yang berasumsi kalau perjodohan adalah tema utama, maaf tebakan Anda salah, saudara-saudara. Perjodohan hanya sebagai latar belakang cerita, terjadi ketika Josh dan Mai masih remaja, hanya sebagai pondasi sekaligus akar di mana cinta Mai tumbuh untuk pertama kalinya terhadap lawan jenis. Cerita di sini tetap dengan nuansa roman kontemporer yang kental dan dipadukan dengan profesionalitas kerja di antara keduanya sebagai anak dari pemilik perusahaan.

Tokoh & Penokohan

Josh Mallick — Lelaki tampan dan macho tetapi terkadang bisa bersikap manja. Mungkin itu karena dia adalah anak bungsu yang punya empat kakak perempuan. Tetapi ia sangat menyukai anak kecil dan menyayangi keponakannya, anak kembar dari Kak Mirai. Sangat perhatian terhadap lawan jenis yang menurutnya spesial tetapi ia sosok yang juga plin-plan, terlebih kalau sudah menyangkut urusan hati karena ia belum mau terikat komitmen dengan wanita mana pun. Tapi kalau sudah keluar manjanya, Josh ini bisa berubah jadi gemesin dan macho-nya hilang total. *cium Josh*

Maisie Varma — wanita anggun, pintar, cekatan, walau dulunya agak nerdy. Anak semata wayang kesayangan orangtuanya. Dari kecil sudah terlihat kalau dia anak yang spesial. Punya kelebihan di antara anak seusianya. Wawasannya sangat luas, hampir semua hal ia kuasai dengan baik, kecuali musik. Suka baca novel terutama karya Carina St. Tropez dan punya kebiasaan menandai halaman-halaman novel dengan catatan kecilnya. Menurut saya, nggak ada kekurangan dari sosok Mai yang bisa saya bahas. I love her role.

DuchessMai’s BFF. Desainer dan pemilik blog fashion paling tenar saat ini. Biasanya saya selalu mencintai tokoh bestfriend si tokoh utama cewek. Di novel ini ya tentu Duchess-lah orangnya. Karakternya sangat hidup, ngomongnya blak-blakan, dan sesekali penuh nasihat. Itu yang selalu jadi daya tarik dari karakter seorang teman baik di novel Bang CS.

“Kenapa langsung mikir jelek-jeleknya aja sih, Mai? Bukannya lebih baik lo positive thinking, membayangkan Josh juga–apa tadi istilah lo? Oh iya, typo. Bisa jadi hatinya typo juga kayak lo. Dan lo tahu kan itu apa artinya? Two typos can make a right.” — Duchess (hlm. 387)

Tapi baru kali ini ada hal yang membuatku lumayan jengkel dengan tokoh yang satu ini. Bang CS, kenapa Duchess harus mengacaukan situasi yang seharusnya bisa jadi kenangan terindah antara Josh dan Mai yang satu ituuu?! Iya, yang ituuuh! Hmm, I know you know what I mean. *antara mau nangis atau ketawa*

Mirai — Kakak tertua Josh ini sudah menikah. Tadinya ia yang menempati posisi yang Josh tempati sekarang di perusahaan milik papanya. Tetapi sejak menikah, ia ingin jadi IRT saja yang sepenuhnya mengurus anak dan suami. Sosok tetua yang bisa mengerti keadaan adiknya, terutama Josh, walau kadang suka maksa Josh untuk memenuhi keinginannya.

Ruby — teman hore-horenya Mai dan Duchess yang sama hebohnya. Ruby ini nggak beda jauh dengan Duchess: orangnya hebring, cablak, gila party kayak anak ABG meski sudah terselip cincin kawin di jari manisnya. Tapi saya justru menyayangkan tokoh Ruby di sini. Ia muncul di sini seperti hanya sebagai pelengkap kehebohan saja. Tidak terlalu berpengaruh pada kehidupan Mai dan Josh atau dapat memantik hubungan keduanya.

Maya — mantan teman tidur Josh yang sudah lama tidak saling kontak dengan Josh sejak ia menikah. Kini ia sudah bercerai dan jadi janda. Saya mengira ia akan jadi tokoh yang punya peran penting dalam progres hubungan Josh dan Mai. Pengin banget dong lihat Mai yang super sabar dan jaim itu bisa jealous ke Josh. Sayangnya si Maya juga jadi salah satu tokoh yang cuma ‘numpang lewat’, bahkan porsi munculnya hanya dua kali. Hiks… I want some more heated situation between them two because of DDC (diam-diam cemburu).

Tatyana — Wanita yang satu ini munculnya hanya di satu scene, tetapi sekalinya muncul malah langsung menarik perhatian saya berkat nasihat-nasihat ciyamik dan statement menohoknya yang ia lontarkan kepada Josh. I heart you, Tat!

Relationship itu lebih dari sekedar berpelukan, berpegangan tangan, berciuman…. Relationship isn’t about who you can see your life with, but who you can’t see your life without.” — Tatyana (hlm. 432)

Who else? Sebenarnya para tokohnya ada banyak lagi, tapi saya cuma mau kasih sneak-peek yang tujuh orang ini saja. 😉

Plot

Memang benar seperti yang sudah dijawab oleh Bang CS, konsep plotnya disesuaikan dengan pola novel-novel di genre historical romance yang lumayan ribet itu. Ada flashback di sana sini namun tak perlu diragukan soal kepandaian Bang CS dalam mengeksekusinya karena hasilnya rapi, tetap menarik disimak, dan tidak ada bagian yang terasa ‘kosong’.

Gaya Bahasa

Bahasa khasnya Bang CS kalau nulis itu kayak apa sih? Ya kayak gitulah, ya. Sekali lirik sekalimat saja sudah langsung bisa ditebak. Lincah, lugas, lucu, dan kekinian. Masih terselip satu kata “ei-bi-ji” yang ada di halaman berapa, saya lupa. Tetapi secara keseluruhan, makin ke sini di buku-bukunya Bang CS sudah berkurang porsi bahasa gahol yang seperti itu. 😀

Konflik

Masalah yang ada di antara Josh dan Mai sebenarnya datang dari hati mereka sendiri. Mereka menilai tidak seharusnya hubungan prefesionalitas mereka sebagai rekan kerja dibumbui juga oleh perasaan yang lain-lain. Jika sampai salah satunya merasa demikian, maka itu hanya dianggap typo, sebuah rasa yang salah dan harus dikoreksi. Mengutip ucapan Mai, “harusnya ditulis nafsu, tapi hati malah nulis cinta”.

“… gue tahu kecenderungan kaum lo. Kalian minta A sekarang, tapi keesokan harinya bisa B atau lainnya lagi….” — Josh (hlm. 234)

“Lo harus paham karakter kaum gue yang ini juga, Josh. Saat lo mencurahkan perhatian dan bersikap sebagai pelindung segala, lo berpotensi membangkitkan perasaan khusus di hati gue. Perasaan yang efeknya sakit banget kalau ternyata hanya end up bertepuk sebelah tangan.” — Mai (hlm. 275)

Konflik yang ada adalah murni konflik internal di antara mereka berdua. Tidak ada intervensi khusus dari pihak luar. Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, saya sempat menduga kalau Maya bisa menjadi bara api di antara Josh dan Mai. Tapi sayangnya tidak. Yah, tak apalah.

Chemistry

Ada dua pilar chemistry yang Bang CS bangun antara Josh dan Mai. Pertama, chemistry mereka ketika sudah sama-sama dewasa. Kedua, interaksi saat mereka pertama kali bertemu dan dijodohkan di usia belasan tahun. Menilik pengakuan Bang CS yang mengatakan kalau dirinya agak susah menulis di bagian remaja karena sudah terbiasa menulis novel versi dewasa, bagi saya di bagian remaja itu hasilnya mulus-mulus saja. Tidak ada kesan kaku atau janggal. Saya malah lebih suka chemistry mereka ketika masih remaja itu, lho.

“Gimana ceritanya bisa ketemu jodoh kalau bergaulnya sama buku melulu?”

But boys in books are better, Che,” jawab Mai sambil tersenyum geli.

— (hlm. 124)

Sedangkan chemistry antara Mai dengan teman-temannya seperti Duchess + squad dan Ruby + squad, I think that went very well and perfect as always. Kalau baca bukunya Bang CS, saya jadi merasa seperti punya teman nyata seperti tokoh-tokoh yang ada di sana. Ya, karena saking hidupnya peran mereka itu.

Setting

Khusus untuk setting tempat, lagi-lagi Bang CS mengarahkan kita ke sebelah timur sedikit, yaitu Bali. Memang awalnya bukan jadi setting tempat utama, tapi berhubung kerjaan Josh dan Mai sangat berpusat di Bali karena Hotel Cocobolo berlokasi di sana, setting Bali kali ini jadi lebih berkesan. Ini bukan pertama kalinya Bali jadi setting tempat di novelnya Bang CS. Namun, di sini pembaca di ajak lebih jauh untuk menyusuri lokasi-lokasi wisata di Bali. Contohnya: Tanah Lot, Danau Beratan, dan Kebun Raya Eka Karya.

Bagi saya, bukan cuma karena Bali-nya yang membuat ini lebih beda, melainkan karena kedekatan Josh dan Mai selama berwisata di sana bersama-sama layaknya sepasang sejoli yang baru menikah, padahal nyatanya tidak. 😀 😦

Kesan

Soal label novel dewasanya, kalau dibandingkan dengan seri #jboyfriend yang lain, part dewasa di TYPO memang cenderung dipaparkan lebih eksplisit, lebih ‘lapar’, dan memakan lebih banyak halaman dari biasanya. Tidak heran pula jika orang-orang pada membatasi novel ini lebih baik dibaca oleh kalangan pembaca dewasa saja. Tapi, berhubung saya sudah baca karya terbaru dari Bang CS yang sebelumnya yaitu Tiger on My Bed dari seri #vimanasingles, jadi kalau kata saya sih bagian dewasa yang ada di novel TYPO masih kalah banyak dan kalah ‘panas’ dari TOMB. Huehehehe. 😛

Oh ya, satu lagi. Membaca novel TYPO ini sukses menerbitkan air liur saya. Bagaimana tidak? Berbagai macam menu berbahan dasar cokelat yang sempat disebutkan oleh Mai saat presentasi kerja di hadapan para dewan petinggi dan pengawas perusahaan itu tanpa sadar langsung menajamkan indera perasa saya. Apalagi cokelat mawarnya. Seriously, saya penasaran sebenarnya seenak apa sih cokelat dengan kelopak mawar yang bisa dimakan itu sampai bikin Bu Regina, Josh, dan Duchess terbelalak nagih oleh keajaiban rasanya? Mungkin adakah yang berbaik hati mau ngirimin sekotak cokelat mawar ke rumah saya biar saya bisa nyicipin juga? XD

Meski tadinya beberapa menu cokelat dan makanan olahannya ada yang saya tidak tahu bentuk dan rasanya seperti apa, but just hearing a “choco” word is enough to make me drooling. 😋 Oleh karena itu, lebih baik saya cari gambar-gambarnya sekalian deh lewat bantuan Mbah Google.

Dark chocolate bar. Pic credit: www.humanhealth.com

Dark chocolate bar. Jenis cokelat kesukaannya Bang CS nih, hehehe. Pic credit: http://www.humanhealth.com

Cup cake with 3 ways chocolate ganache topping

Cup cake with 3 ways chocolate ganache topping. Pic credit: http://www.savorysweetlife.com

Chocolate truffle. Pic credit: www.cocoanibs.wordpress.com

Chocolate truffle. Pic credit: http://www.cocoanibs.wordpress.com

Boston cream pie cupcake dengan ganache sebagai hiasan

Boston cream pie cupcake dengan ganache sebagai hiasan. Pic credit: http://www.lifeloveandsugar.com

Cake cokelat. Mainstream, tapi tetep aja bikin ngiler kan?! Pic credit: www.recipeshubs.com

Cake cokelat. Mainstream, tapi tetep aja bikin ngiler kan? Pic credit: http://www.recipeshubs.com

Ada macaron juga masuk dalam menu utama di hotel & kafe Cocobolo. Tapi kalau yang ini sih macaron Laduree yang legendaris dan terkenal itu. Cantik banget ya. Warna-warni. Nggak tahu deh rasanya, saya belum pernah coba sih, haha.

Ada macaron juga masuk dalam menu utama di hotel & kafe Cocobolo. Tapi kalau yang ini sih macaron Laduree yang legendaris dan terkenal itu. Cantik banget ya. Warna-warni. Tapi nggak tahu deh rasanya gimana. Saya belum pernah coba sih. Hahaha. Pic credit: http://www.thechihuo.com

Pink peppercorn chocolate. Kalau yang di gambar ini namanya white chocolate bark with pink peppercorns. Karena pakai peppercorn alias pink berry yang punya rasa pedas, jadi kalau makan cokelat ini ya rasanya pedas manis. Pic credit: www.foodnetwork.ca

Pink peppercorn chocolate. Kalau yang di gambar ini namanya white chocolate bar with pink peppercorns. Karena pakai peppercorn alias pink berry yang punya rasa pedas, jadi kalau makan cokelat ini ya rasanya pedas manis. Hmm, I think I’m gonna fall in love this one! Pic credit: http://www.foodnetwork.ca

Dark chocolate with sea salt. Jadi, di atas cokelatnya ada taburan garam lautnya gitu deh. Gimana rasanya ya? Manis-manis asin gurih gitu kali ya. Pic credit: www.oliveandsinclair.com

Dark chocolate with sea salt. Di atas cokelatnya ada taburan garam lautnya gitu deh. Gimana rasanya tuh ya? Manis-manis asin gurih gitu kali. Soalnya yang ini juga belum pernah nyobain. Pic credit: http://www.oliveandsinclair.com

Milk chocolate with pistachio and rose petal. Nah, ini nih si cokelat dengan kelopak mawarnya yang bisa dimakan sekalian. Pic credit: www.shopsucre.com

Milk chocolate with pistachio and rose petal. Nah, ini nih yang jadi primadonanya, si cokelat dengan kelopak mawar yang bisa dimakan sekaligus. Pic credit: http://www.shopsucre.com

Kritik & Saran

Sepertinya ada cukup banyak nama yang muncul di dalam cerita ini. Tidak terhitung ada berapa jumlah totalnya. Ada yang namanya cuma nebeng tanpa ada orangnya terlibat langsung dalam cerita, ada yang memang bagian penting dari cerita beserta background-nya, ada pula yang cuma satu atau dua kali muncul. Ramai memang, tetapi kebanyakan dari mereka justru tidak meninggalkan kesan apa-apa. Ibaratnya olahraga, mereka cuma jadi tim hore tapi nggak ikut tanding. Terlebih saya sendiri sebenarnya agak bermasalah kalau harus bertemu dengan banyak tokoh di suatu cerita fiksi jika mereka tidak punya porsi yang khusus. Pasti sehabisnya mudah lupa mereka itu tadinya siapa-siapa saja. XD

Jika jumlah tokohnya dikurangi dan diambil yang memang penting saja, saya rasa hal itu mungkin bisa membuat ceritanya jadi lebih terkonsentrasi pada konflik si tokoh utama dan sang penulis pun tak perlu susah-susah harus banyak mengeksplor hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang si tokoh tersebut. Selain itu, agar tokoh-tokoh yang ada bisa lebih membekas di benak pembaca meski sudah selang beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan setelah finish baca.

Terima kasih juga sudah membawa tokoh Tatyana muncul di novel ini. She’s like a big punch and I think I’ll remember her for years after. Alasannya ya tentu karena sifat menerima dan keterbukaannya menyimak cerita dari Josh tentang Mai, serta saat logika sederhana yang dibeberkannya ternyata tak bisa disangkal oleh Josh.

Favorite Quotes

You hear me right: lo bener-bener tipikal attitude orang Indonesia banget. Semalang apa pun situasinya selalu menemukan alasan untuk bersyukur.” — Josh (hlm. 67)

“Cowok kayak Josh akan membawa lo ke badai dan angin puting-beliung. Lo butuhnya cowok yang hanya menjanjikan lo angin sepoi-sepoi.” — Duchess (hlm. 122)

Cowok-cowok di buku selalu lebih baik ketimbang di dunia nyata… — (hlm. 144)

Cewek yang hanya ingin bersenang-senang biasanya terlihat lebih genit dan blak-blakan, sedangkan yang menargetnya untuk hubungan jangka panjang cenderung memiliki rasa ingin tahu yang lebih besar terhadap dirinya. — (hlm. 251)

“Tapi lo bukan tipe yang senang coba-coba, Sayang. Cepat atau lambat perasaan lo bakalan terlibat. Dan ketika lo terperosok lebih dalam, untuk kembali ke situasi semula rasanya mustahil sekali kalau tanpa membuat hati lo terluka.” — Duchess (hlm. 288)

“Menikah juga nggak menjamin lo bakal bahagia sampai tutup usia. Itu hanya fantasi yang diciptakan para pendongeng untuk mengakhiri ceritanya.” — Eklesia (hlm. 396)

Actually, semua yang jatuh cinta adalah orang-orang bodoh, Mai. Karena tak hanya membiarkan diri sendiri dalam keadaan teramat rawan, kita juga dengan cerobohnya membolehkan orang lain menjadi penjaga harta paling berharga: hati kita. Lebih bodohnya lagi, kita nggak bisa berbuat banyak bahkan ketika orang yang kita percaya menyia-nyiakan perasaan cinta itu.” — Duchess (hlm. 405-406)

“Tak ada yang lebih menyedihkan dari saat kakimu mulai melangkah, tak ada tangan yang berusaha menahanmu pergi,” — Mai (hlm. 413)

Sesakit-sakitnya dibenci oleh orang yang disayang, lebih menyakitkan lagi ketika terang-terangan dilupakan. — (hlm. 422)

***

Jadi, secara keseluruhan saya sangat enjoy dengan cerita Josh dan Mai di novel ini. Seperti biasa, karya Bang CS belum ada yang bikin saya gigit jari karena saya selalu merasa terhibur dengan gaya berceritanya, bahasa gaulnya, dialog antartokohnya, karakter tokohnya, chemistry mereka semua, dan konflik tarik-ulurnya. Yah, meski konflik yang satu ini memang hampir selalu mirip dengan novel Abang yang lainnya. Tapi, jangan panggil Bang CS dong kalau nggak bisa mengemas itu semua dalam cerita yang berbeda di tiap bukunya.

Totally recommended untuk kalian yang penyuka bacaan roman kontemporer lokal. Nggak boleh lewatin novel yang satu ini kalau kamu memang hardcore fan dari #jboyfriend series. 😉

BOOK-O-METER

📚📚📚📚🔴

SEX-O-METER

👙👙👙👙🔴

Quote TYPO



#TYPOHUNTING Challenge

#TYPOHUNTING Challenge

Nama host: Aya Murning

#TYPOHUNTING: DONE, DONE, and DONE.



Photo Challenge

Seperti ritual biasanya, setiap ada blog tour yang diselenggarakan oleh penerbit TWIGORA, maka pastilah kami para host menjadi korban keisengan si Abang selalu diminta melakukan selfie dan berpose sesuai instruksi.

Novel #jboyfriend kali ini berlatar belakang industri cokelat. Sebuah perusahaan cokelat merilis iklan dengan model balita untik mempromosikan cokelat beralkoholnya. Jadi, jangan heran ya kalau ekspresinya pada kayak orang teler gitu. Entah teler atau ngantuk itu sebenarnya. XD

Iklan Cocobolo 1Iklan Cocobolo 2

Photo challenge kali ini adalah host berfoto bersama novel TYPO sambil bergaya semirip mungkin dengan salah satu balita di iklan tersebut. Dan hasilnya adalah…

Photo challenge novel TYPO

Duh, maaf banget ya kalau sekiranya ini sama sekali nggak mirip sama dedek bayinya. 😛

Baca juga: Interview with Christian Simamora, Author of TYPO



image001

Blog tour novel TYPO diadakan selama 10 hari dengan jadwal sebagai berikut:

• 16 September: Athaya Irfan
http://theboochconsultant.blogspot.co.id

• 18 September: Luckty Giyan Sukarno
http://luckty.wordpress.com

• 20 September: Nina Ridyananda
http://thebookaddictdiaries.blogspot.co.id

• 22 September: Destinugrainy
http://destybacabuku.wordpress.com

• 24 September: Oktabri Erwandra
http://irbatko.wordpress.com

• 26 September: Aya Murning
https://murniaya.wordpress.com

• 28 September: Wardahtuljannah
http://melukisbianglala.wordpress.com

• 30 September: Sri Sulistyowati
http://www.kubikelromance.com/

• 2 Oktober: Shen Meileng
http://thecutegeek.blogspot.co.id

• 4 Oktober: Asri Rahayu MS
http://peekthebook.blogspot.co.id

31 thoughts on “[BlogTour] Review: TYPO by Christian Simamora

  1. […] Silakan disimak dahulu interview bareng Bang CS dan review novel TYPO, kalau mau kasih komentar di sana ya boleh banget, tapi nggak wajib […]

    Like

  2. coklat-coklatnya bikin ngiler :3

    Like

  3. Aduuhhhh.. bikin nafsuu deh reviewnya.. komplit..

    Like

  4. Okeh, beberapa review di sini adalah pengulangan dari beberapa host sebelumnya. Tapi yang membuat saya bertanya-tanya, Bang Ino sukses membawakan Bali ke pembaca? Ini yang mau saya tahu, soalnya sisi yang lain sudah tidak diragukan lagi. mengingat Bali, katanya beru pertama kali dibawa Bang Ino ke bukunya. Ah, nggak sabar pengen baca 🙂

    Like

    • Pertama kali? Oh, mungkin yang dimaksud sebagai setting utama. Tapi seingat saya, Bali ini bukan yang pertama. Bang CS pernah juga mengambil tempat di Bali di novel Marry Now, Sorry Later tapi hanya sedikit di awal buku. Kalau di TYPO lebih banyak.

      Like

      • Entah ya kalo Marry Now, Sorry Later. Tapi TOMB memang pernah mengangkat bali sebagai latarnya, tapi ya gitu. Nggak terlalu dieksplor. Makanya mbae, menangin saya di giveaway ini ya, biar bisa saya compare porsi eksplorasi bali di novel Typo ini hehe.
        modus mode: smooth

        Like

      • Ini kayaknya review terpanjang dari Mbae Aya bukan sih? Soalnya kok saya rasa panjaaaanggg banget. Tapi ndak ngebosenin. Jadi mbae kapan bisa buka kelas belajar mereview? Buat saya ada voucher gratisnya kan?

        Historical romance yang pernah saya baca emang banya adegan ese ese nya sih, Lets say, The Viscount Who Loved Me oleh Julia Quinn. Walau gak sebanyak Jakarta Undercovernya-nya Joko Anwar (yaiyala), tapi ya… sedaplah buat ukuran saya hahaha…
        Dan kalau memang benar Typo ini lebih eksplisit, kenapa Mbae bilang TOMB lebih hot?

        Once again, i really, really adore your writing Mbae 😦 youre just goin too far, unable too catch! Buruan ih bikin kelas menulis review! qan qutunqqu clalu

        xxx

        Like

      • Masa sih ini yang paling panjang? Panjang gegara banyak gambar aja kalik haha. Keknya yang paling panjang itu Lady in Red deh. Full tulisan semua.

        Weleh, review saya ini ndak pake ilmu apa-apa dan saya masih merasa cetek buat buka kelas review. Soalnya kalau panduan review kan sebenarnya bisa tinggal googling aja wkwkwk.

        TOMB itu kan seri dari #vimanasingles. Sedangkan TYPO masuk di #jboyfriend series. Kalau dibandingin dengan sesepuh #jboyfriend, bisa dikatakan TYPO ini yang paling eksplisit. Tapi TYPO masih kalah hot dibanding TOMB dari #vimanasingles. Begitchuuuu~

        Liked by 1 person

      • tapi kan Jai masuk #jboyfriend list kan? jadi gabisa digabung #vimanasingle include #jboyfriend ?

        Like

      • Kalo jbf, ya jbf aja. Kalo vs, ya vs aja. Jai nggak termasuk jbf. Lihat aja di profil singkat Bang Ino, nggak ada nama Jai kan di daftar jbf nya. Lagian dari Bang CS sendiri nggak pernah mengklasifikasikan Jai sebagai anggota jbf karena TOMB concern-nya ke keluarga Vimana aja. Nggak semua tokoh lelaki berinisial “J” di novel Bang CS otomatis jadi anggota jbf. Contohnya di novel Meet Lame ada nama Janiel, tapi dia bukan anggota jbf karena Meet Lame itu novel ‘lepas’ a.k.a nggak masuk seri mana pun.

        Liked by 1 person

      • Whooaaaaa, thats so many information… q jadi merasa kecil 😦 cuma tau kerak kerakny saja huft

        Like

      • AYCE maksudnya bukan TOMB hahahahaha. komen saya yang double dihapus aja Mbae salah satunya ehe

        Like

      • Oh iya, AYCE juga di bali waktu si Sarah liburan ke villa punya Anye. Tapi memang cuma sekedar itu sih, nggak sempat ke mana-mana menyusuri Bali lebih jauh.

        Like

  5. Wah keren…#TYPOChallenge-nya sukses semua…saya mah ndak nemu

    Like

    • Tadinya cuma nemu yang 2 typo nama tokoh itu mbak. Nama Bang CS malah ndak nemu. Tapi karena penasaran, aku scanning lagi. Jangan-jangan namanya pake singkatan atau apa. Eh, tahu-tahu nggak sengaja nemu di depan mata, halamannya lagi kebuka. 😀

      Like

  6. Kupas tuntas, suer ini asik banget. Terbuka tapi penasarannya tetep nggak terobati. Dah yeah gaya maboknya sukses lah, Mbak 😆😆😆 makasih juga buat cokelat-cokelatnya bikin tambah pingin ngemil.

    Like

  7. Ini kayaknya review terpanjang dari Mbae Aya bukan sih? Soalnya kok saya rasa panjaaaanggg banget. Tapi ndak ngebosenin. Jadi mbae kapan bisa buka kelas belajar mereview? Buat saya ada voucher gratisnya kan?

    Historical romance yang pernah saya baca emang banya adegan ese ese nya sih, Lets say, The Viscount Who Loved Me oleh Julia Quinn. Walau gak sebanyak Jakarta Undercovernya-nya Joko Anwar (yaiyala), tapi ya… sedaplah buat ukuran saya hahaha…
    Dan kalau memang benar Typo ini lebih eksplisit, kenapa Mbae bilang TOMB lebih hot?

    Once again, i really, really adore your writing Mbae😦 youre just goin too far, unable too catch! Buruan ih bikin kelas menulis review! qan qutunqqu clalu

    xxx

    Like

  8. haah jadi salah fokus pas liat coklatnyaaa hahaha 😀

    Like

  9. Dari review novel Typo ini aku jadi pengen banget punya novelnya Bang Christian, apalagi tokoh cowoknya benar-benar bikin tertarik dan penasaran sama karakter cewek di novel ini dan gimana setting Bali yang dihadirkan…

    Like

  10. Reviewnya lengkap banget. Dan saya rasa belum baca novelnya, baca review di sini, sudah ngiler duluan lihat cokelat. hhhh

    Eh itu ilustrsinya menarik banget,

    Like

  11. wuaaaaa….kenapa detail bener reviewnya? jadi gak sabaran baca novelnya apalagi kalau dihadiahkan langsung oleh penulisnya..hahaha *ngarep

    Like

  12. Reviewnya pecah banget kak! paket komplit^^ Aku tak sanggup berkata-kata /halah/ demi apapun aku ngiler dengan novel ini, ditambah lagi suguhan kakak tentang review dari segala sisi. I wanna this book:”)

    Liked by 1 person

Leave a comment