[BlogTour] Melinda — The Untold Story by Yulia Ang | Review, Giveaway

Judul: Melinda — The Untold Story
Penulis: Yulia Ang
Penerbit: Ellunar Publisher
Penata Letak: Yuniar Retno Wulandari
Pendesain Sampul: Hanung Norenza Putra & Yulia Ang
Tebal: v + 176 Halaman
Cetakan: Pertama
Terbitan: Bandung, 2016
ISBN: 978-602-0805-93-1
Genre: Fiksi Psikologi

BLURB

M E L I N D A   F A I T H, 28th. Seorang sekretaris dengan kepribadian yang kuat mendominasi.

M E L A N I   D A F I T H, 28th. Wanita blasteran penuh rasa percaya diri. Kepribadian yang menarik dan ceria, kontras dengan masa lalunya yang kelam. Penuh luka dari orang-orang terdekatnya sehingga membuat trauma mendalam dalam dirinya.

N I L A M   F E D H I T A, 17th. Pelajar SMA yang hidup di lingkungan keluarga keras. Ibu pecandu alkohol yang kurang peduli terhadapnya. Kepribadian dengan beban berat kerena menanggung peristiwa pahit berupa tindakan asusila yang dilakukan oleh keluarga dekatnya.

T H I F A N I   M E L A D, 34th. Sosok keibuan yang diidamkan Melani. Sahabat baik Melinda. Kepribadian yang memberi suport, nasihat, dan mengajari ″mereka″ arti sebuah kasih sayang.

Ada cerita menarik di balik nama keempat wanita itu. Sebuah cerita yang tidak bisa diungkapkan pada khalayak umum, lantaran sulit dipahami nalar.

SINOPSIS

Melinda Faith―atau yang lebih dikenal dengan nama ′Mel′, menginjakkan kakinya pertama kali di Jakarta untuk bekerja sebagai sekretaris magang di sebuah perusahaan milik negara. Di Jakarta ia dipertemukan dengan orang-orang dengan latar belakang berbeda, yang dikemudian hari memiliki keterikatan kuat dengannya.

Thifani Melad, seorang wanita keturunan Ambon yang tinggal dalam satu kompleks rumah susun dengan Mel. Thifani sangat baik hati dan penuh perhatian terhadap Mel. Ia merupakan sahabat serta tempatnya berkeluh kesah. Bagaikan sosok kakak perempuan yang baik hati ataupun sosok ibu yang selama ini sangat diidamkan oleh Mel.

Nilam Fedhita, adalah gadis remaja yang tanpa sengaja ditemui Mel―pada saat perjalanan pulang dari kantor, dalam sebuah bus malam. Presensi gadis itu sangat menarik perhatian Mel lantaran muka sang gadis yang dihiasi dengan luka lebam. Tak disangka ternyata luka lebam pada wajah gadis berseragam SMA itu diakibatkan oleh perbuatan pamannya yang semena-mena melakukan pelecehan dan penyiksaan terhadapnya. Hal itu membuat Mel merasa iba pada gadis malang itu.

Melani Dafith, wanita menarik secara fisik. Seorang DJ yang mengidap gangguan seks kompulsif. Wanita dengan nama depan yang sama dengan Mel itu adalah pacar dari atasan Melinda di kantor―Ares Putra Wicaksono. Ares sangat mencintai Melani melebihi apapun di dunia. Dan ingin membantu kekasihnya itu untuk sembuh dari penyakit gangguan seks yang diderita sang kekasih.

Gangguan seks yang dialami Melani membawa wanita itu pada seorang dokter psikiater. Dokter James Charles Konrad.

Namun, dibalik semua itu, terselip suatu kisah yang ironis. Kisah dari keempat wanita yang memiliki kepribadian berlainan.

(Disadur dari goodreads)

REVIEW

LET’S PEEL IT…

Berdasarkan blurb dan sinopsis di atas, tentu kalian jadi lebih mengerti maksud dari cerita di novel ini. Beberapa mungkin ada yang langsung bisa menebak kalau tema ceritanya adalah tentang seorang wanita berkepribadian ganda. Ya, benar sekali. Tapi mengenai kepribadian mana saja yang merupakan perpecahan dari pribadi aslinya–apakah itu hanya satu atau keempatnya–saya tidak akan kasih tahu. Biarlah kutinggalkan itu bersama rasa penasaran kalian. Mungkin jawabannya akan kalian dapatkan di reviewer selanjutnya. 😀

Saya memang tidak menyangka kalau novel ini akan bercerita tentang kepribadian ganda. Tapi setelah saya mulai baca ternyata benar begitu adanya. Ini konsep cerita yang sangat menarik karena belum ada banyak penulis yang mau mengangkat tema ini menjadi karyanya. Melalui tema cerita seperti ini, penulis juga bisa banyak berkreasi dengan segala latar belakang masalah dan alter ego yang tercipta dalam diri tokoh utamanya akan jadi berapa, sebagai siapa, dan seperti apa saja.

Hal pertama yang menjadi issue buat saya adalah pemilihan sudut pandang. Di awal menggunakan POV 1 dari Melinda. Namun selanjutnya tiba-tiba langsung berganti menjadi POV 3. Lama-lama saya jadi mengerti kalau POV 1 hanya digunakan untuk sudut pandang dari Melinda. Saya agak heran mengapa penulis memilih untuk menyampaikan cerita dengan penggunakan dua sudut pandang seperti ini dan mengapa POV 1 diambil dari Melinda? Karena faktanya Melinda bukanlah si ‘pemilik’ utama. Biasanya, kalau pun multiple POV, penulis seringnya memilih POV 1 tetapi dari sudut pandang tokoh yang berbeda-beda. Sebenarnya hal ini tidak terlalu mengganggu buat saya, hanya kaget saja karena sudut pandang dari POV 1 ke POV 3 berganti dengan cepat tanpa pertanda misal keterangan nama MELINDA di atasnya.

Membaca keseluruhan novel ini langsung mengingatkan saya pada sebuah drama Korea berujudul Kill Me, Heal Me. Apakah mungkin penulis terinspirasi dari drama tersebut? Dari segi cerita tentu saja berbeda karena yang di drama itu perpecahan kepribadiannya ada lebih banyak, yaitu ada enam. Yang sudah pernah nonton pasti tahu sekali betapa booming-nya drama itu mengalahkan drama Hyde, Jekyll, Me yang sama-sama tentang lelaki berkepribadian ganda tetapi di sini pecahannya hanya satu.

Ada beberapa perbedaan dan fakta baru yang saya tangkap melalui novel ini. Misalnya dua kepribadian bisa saling bertemu berkomunikasi satu sama lain. Hal ini tidak pernah saya temukan di fiksi sebelumnya. Mungkin saya harus riset sendiri tentang ini karena hal ini seolah membuat si pasien seperti sedang berhalusinasi karena ia bisa melihat alter egonya sendiri di tempat yang sama dan seolah nyata, seperti arwahnya sedang meninggalkan raganya atau alter egonya itu tiba-tiba punya wujud. Sementara yang saya tahu bahwa seorang pasien biasanya hanya bisa merasakan interaksi dari alter egonya melalui suara-suara bisikan di dalam kepalanya sendiri yang orang lain tidak bisa melihat. Si pasien tidak pernah mengobrol atau bertemu alter egonya layaknya dua orang nyata saling tatap muka.

Untuk penokohan, Melinda memang lebih mendominasi karena POV 1 memang dari dia. Terpancar jelas dari interaksi antartokoh kalau Melinda memang tipe wanita yang tidak neko-neko, sopan, lugu, formal, dan sangat sederhana. Tetapi untuk Melani yang disebutkan sebagai wanita lincah, manja, menarik, seksi, sejujurnya saya tidak mendapat kesan itu secara langsung karena hanya sepintas lalu disebutkan di narasinya, apalagi Melani lebih jarang muncul dibanding Melinda. Sama seperti Thifani, ia juga jarang muncul dan kesan keibuannya tidak terlalu menonjol dari interaksi yang sudah ada. Kalau Ares, saya salut dengan tokoh yang satu ini. Lelaki ini punya jiwa yang sangat besar karena rela menerima segala kekurangan dan kelebihan dari wanita yang dicintainya. Punya perhatian yang sangat besar, mampu memaafkan dan tak ada rasa dendam atau ingin menghindar sekali pun ia sudah pernah kena celaka.

Tadinya saya sempat ‘gemas’ dengan tokoh Nilam karena penderitaan yang dia alami tidak begitu diekspos dan diceritakan secara detil apa saja hal yang sudah membuatnya jadi menyedihkan seperti itu. Tapi akhirnya rasa penasaran itu terbayarkan. Saya pun jadi mengerti ketika semuanya terungkap. Jika kita membayangkan kalau kita harus menjalani kehidupan seperti Nilam, kita pun mungkin tidak yakin akan sanggup atau tidak untuk menanggung penderitaan seperti dia.

Untuk ending-nya, hmmm, seperti terlalu cepat untuk diselesaikan karena apa yang saya tangkap dari momen yang tercipta antara Melinda, Melani, Thifani, Nilam dengan Ares belumlah banyak. Ares masih bisa melakukan berbagai hal lain untuk membantu menyembuhkan Melinda, Melani, Thifani, dan Nilam jika cerita ini bisa di-explore lebih luas sehingga berbagai kenangan di antara mereka jadi lebih terasa dan membekas di hati pembaca.

Anyway, saya nggak bisa terlalu banyak membahas isi novel ini karena takutnya jadi spoiler dan buat kalian malah nggak seru lagi nanti pas baca. Akhir kata, novel ini cocok sekali sebagai penyegaran bacaan baru di luar genre romance yang masih banyak bertebaran di mana-mana. Ceritanya mampu membuat kalian berimajinasi sendiri, bagaimana jadinya jika kalian yang berada di posisi wanita itu? 😕

OVERALL RATING
★★★☆☆

---

GIVEAWAY

Yulia Ang sudah menyiapkan 1 buah novel Melinda untuk 1 peserta yang beruntung di blog ini. Bagi kalian yang berminat ingin menikmati novel ini juga, silakan simak syarat dan ketentuan giveaway-nya di bawah ini.

1. Giveaway ini berlaku untuk semua warga Indonesia atau yang mempunyai alamat kirim di wilayah Indonesia.

2. Follow blog ini melalui akun  atau bisa juga lewat e-mail. Klik tombol follow di sidebar kanan paling bawah.

3. Follow akun twitter penulis @anggayuliaa dan host @murniaya.

4. Bagikan info dan link giveaway ini di media sosial punyamu, bebas mau di mana saja. Jika kamu share di twitter, cantumkan hashtag #GAMelinda dan mention ke 2 akun di atas.

5. Pada kolom komentar di bawah, tulislah nama, domisili, akun media sosial atau alamat e-mail (agar kamu bisa langsung dikabari jika menang nanti), dan link share yang tadi.

6. Giveaway tidak pakai pertanyaan atau tantangan apa pun. Nanti pemenangnya akan saya pilih dari peserta yang sudah memenuhi semua syarat dan akan diundi lewat random.org 🙂

7. Giveaway ini berlangsung selama seminggu saja, dibuka hingga tanggal 07 Desember 2016 pukul 23:59 WIB.

8. Pengumuman pemenang nantinya akan saya lakukan melalui new post di blog ini dan akan dikabari dari mention di twitter atau lewat e-mail. Pengumuman diusahakan dilakukan secepatnya atau paling lambat 3 hari setelah giveaway resmi ditutup.

Masih adakah rule yang kurang jelas? For fast response, jangan sungkan tanya langsung ke saya melalui mention di twitter @murniaya.

Nah, tunggu apa lagi? Ayo pada langsung ikutan dan jangan lupa berdoa, ya. Semoga keberuntungan kali ini berpihak pada kamu. 😉