[BlogTour] Mimpi Punya Bisnis Sukses di Usia Muda! by Stella Olivia | Review, Ask Author, Giveaway

Judul: Mimpi Punya Bisnis Sukses di Usia Muda!
Penulis: Stella Olivia
Penerbit: Grasindo
Editor: Linda Irawati
Penata Isi: Raysa Kania
Desain Kover: Raysa Kania
Tebal: vi + 170 Halaman
Cetakan: Pertama
Terbitan: Jakarta, 2017
ISBN: 978-602-375-850-0
Genre: Self Improvement

BLURB

Mulai berbisnis di usia muda itu kayak mimpi di awang-awang, ya? Eh… siapa bilang?! Intip dulu, deh, karakter-karakter yang harus dimiliki oleh calon pebisnis sukses! Anak muda banget, nih!

– Cari tahu passion-mu
– Tentukan tujuan hidup
– Produktivitas
– Komunitas yang membangun
– Menjadi desainer mimpimu sendiri
– Persiapkan cadangan energi
– Narasumber inspiratif

REVIEW

Di buku ini bahasannya dibagi menjadi 7 bab, tetapi memakai istilah ‘bantal’. Ada bantal 1 sampai bantal 7. Tentang apa saja? Nah itu sudah disebutkan pada blurb di atas. Mengapa dinamakan ‘bantal’? Karena dalam mengawali segala kesuksesan, kita dianjurkan untuk memulainya dengan bermimpi. Mimpi kan identik dengan tidur, kalau tidur kan butuh bantal. Yah, mungkin itu alasan mengapa memilih kata ‘bantal’ sebagai pengganti bab. 😁

Oh ya, saya mau bagi-bagi kutipan menarik dulu yang berhasil saya dapatkan dari si buku oranye ini. Kutipan yang berisi beberapa tips, kutipan yang dapat membuka mata kita lebih lebar untuk ‘berkaca’ dan kembali menerawang kepada mimpi dan keinginan terpendam kita. Check this out!

“Orang yang diletakkan di bidang yang salah cenderung kelihatan bodoh, lambat, atau bahkan kepayahan menjalani hari-harinya.” — (hlm.3)

Wow, saya langsung merasa tertohok dengan kutipan tersebut karena saya dulu juga pernah merasa jadi orang yang salah jurusan, contohnya seperti Yulia, teman si penulis, yang diceritakan di buku ini. Dulu semua julukan itu komplit ada pada saya. Kelihatan bodoh ya iya, lambat ya iya, kepayahan menjalani hari-hari ya iya, nilai pada kecil ya iya. Pokoknya malu-maluin banget. Tapi asalkan kita masih punya passion dan berani mengupayakan, pasti nantinya akan terbantu untuk mengambil sebuah keputusan besar untuk mengubah hidup jadi lebih nyaman dan lebih baik.

“Setiap orang punya passion-nya masing-masing. Setiap orang berhak hidup bersama passion-nya, menghidupi passion-nya, dan bahagia bersama passion-nya.” – (hlm.10)

Yap, benar sekali. Setiap orang pasti punya dan harus punya passion. Tanpa itu, hidup seperti kurang bergairah dan seperti tak ada yang ingin dikejar. Sebenarnya dulu saya agak bingung, apa bedanya hobby dan passion? Saya sampai saat ini punya dua kegemaran utama yaitu pada dunia literasi dan dunia bulutangkis. Tapi, yang manakah passion saya? Di satu sisi, saya suka baca tapi tidak ada mimpi untuk menjadi seorang author. Di sisi lain, saya suka bulutangkis tapi nggak pengin jadi atlet–karena udah ketuaan sih buat jadi pemain profesional haha. 😄 Eits, tapi sekarang saya sudah menemukan jawabannya. Saya sudah tahu hobby, passion, dan mimpi saya apa. Saya sadar saya ingin jadi apa. Tapi, biarlah saya simpan sendiri jawabannya. Mari kita balik ngebahas isi buku oranye ini saja. Hehehe.

“Saya percaya, ketika kita punya bayangan yang kuat soal mimpi-mimpi kita, semuanya akan terwujud, tepat pada waktunya, bersama dengan kerja keras dan perjuangan.” — (hlm.25)

“Tidak ada impian yang tiba-tiba menjadi kenyataan kalau kalian tidak action!” — (hlm.25)

“Jangan berhenti membayangkan kamu sukses di bidangmu. Begitu bayanganmu pudar, kamu sudah menyakiti impianmu sendiri.” — (hlm.45)

Kyaaak! Ini jadi kutipan favorit saya dari buku ini. Ngena banget! 😍

“Pertemanan yang baik, yang berkualitas, akan membuat semua jalanmu kelihatan mulus dan lancar.” — (hlm.85)

“Hidup yang rapi, yang tertata, yang menyenangkan, dan tentu saja sukses, selalu diawali dengan desain yang tepat.” — (hlm.89)

“Sukses itu ketika impian terwujud.” — (hlm.95)

“Mengawali sesuatu dengan persiapan yang matang selalu menyenangkan karena tidak perlu membuat kita kewalahan pada akhirnya sebab terlalu stres memikirkan langkah-langkah selanjutnya.” — (hlm.123)

“Persiapan yang matang seharusnya membuat seseorang tidak menyesal pada akhirnya walau ia gagal, lho, Stel. Karena apa? Kan, kamu sudah melakukan yang terbaik. Apa lagi, dong, yang harus kamu sesali? Kalau kamu masih acak-acakan, belum totalitas dan akhirnya tidak menang, bayangkan, deh, sebesar apa penyesalanmu sekarang?” — (hlm.143)

“Kalau kamu sudah melakukan yang terbaik dan hasilnya masih kacau, itu berarti belum waktunya kamu keluar sebagai pemenang, Stel. Tapi aku percaya, kok, orang yang selalu matang dalam hal persiapan dan bersikap totalitas bakal memanen hasilnya di waktu yang tepat.” — (hlm.143)

Jleb! Seketika dua kutipan di atas mengingatkan saya pada statement dari pemain bulutangkis idola saya yang baru-baru ini menjuarai sektor ganda putra di turnamen bergengsi All England Championship 2017 pada bulan Maret lalu, yaitu Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Fernaldi Gideon. Saat ditanya tentang rahasia kemenangan serta opini jika mereka mengalami kekalahan di pertandingan, mereka menjawab dengan santai.

Kevin: “Kami punya satu tujuan dan punya kemauan. Yang penting kita mau berusaha semaksimal mungkin. Urusan menang/kalah itu nomor dua. Yang penting kita sudah melakukan yang terbaik. Kalau kita kalah ya puas-puas saja. Maksudnya, kita memang sudah maksimal. Intinya sih saya sudah bisa melakukan yang maksimal di lapangan.” 😊👍

Marcus: “Kalah ya nggak apa-apa. Masih hidup ini.” 😂😂😂

Saya sepenuhnya setuju dengan isi kutipan di atas dan juga jawaban Kevin/Marcus tersebut. Dulu saya pernah mengalami yang namanya gagal atau dapat nilai kecil meski persiapan saya sudah matang sebelumnya. Meski sedih, tapi saya tidak menyesal karena saya tentu akan merasa jauh lebih kecewa jika sebelum itu saya tidak belajar maksimal dan akhirnya tetap saja mendapat hasil jeblok.

Apakah kamu juga sering mengalami hal-hal demikian?

LET’S PEEL IT…

Pertama, harus kuakui bahwa si oranye ini memang unyu sekali. Kalau dilihat dari kover, mungkin terkesan biasa. Tetapi pas buka isinya, eh ternyata ‘ramai’. Desain isi yang sangat indah dipandang, ilustrasi yang lucu, dominasi warna oranye hijau cokelat hitam membuat saya makin bersemangat menamatkan isi buku ini. Tepuk tangan dulu ah buat desainernya. 👏👌

Okay, sekarang mari bahas isinya. Menurutku, buku ini tidak melulu berisi teori, tetapi penulis lebih concern menyampaikan beberapa pengalaman pribadinya dan pengalaman orang-orang yang ia kenal di beberapa bab untuk dibagikan kepada pembaca sehingga dapat menjadi inspirasi dan cerminan, “kalau saya sendiri sudah sampai tahap mana ya?”. Setidaknya sih itu yang saya tangkap.

Penulis membagikan kembali penjelasan dari teori yang pernah ia baca di sebuah buku dan telah ia rangkum dengan kalimat yang tidak terlalu teoritis sehingga lebih mudah dimengerti. Contoh bagian yang saya suka adalah 4 kotak buatan Sean Covey. Setelah saya pikir-pikir, ya ada benarnya juga. Saya pun jadi tertarik untuk mengklasifikan beberapa rutinitas saya menjadi 4 golongan itu. Mana yang penting, mana yang mendesak, mana yang produktif, dan mana yang tidak perlu.

Penulis menuturkan semuanya dengan bahasa yang sangat bersahabat, tidak kaku sama sekali karena tidak pakai bahasa formal. Penulis sangat ‘giat’ mengajak pembaca supaya ikut bersemangat demi mengejar dan mewujudkan impian tapi tidak terkesan menggurui, seolah penulis seperti sedang bercerita dan berbicara pada teman dekatnya sendiri.

Ada banyak kalimat atau kutipan yang bisa membangunkan semangat bagi para pembaca, termasuk untuk saya. Tentu saya pun punya passion dan mimpi sendiri, tapi sejujurnya passion dan mimpi itu sempat terlupakan karena beberapa kesibukan belakangan ini. Tetapi berkat si buku oranye yang sangat interaktif karena ia menyediakan halaman khusus untuk kita isi sendiri tentang passion dan mimpi kita, kita bisa merancang kembali impian yang sempat terputus itu dan menampilkannya lebih jelas.

Tadinya saya agak heran. Judul buku ini kan tentang mimpi punya bisnis sukses, tapi hampir sebagian besar adalah cerita pengalaman si penulis bersama beberapa kenalannya tentang passion-nya sebagai penulis. Meski begitu, saya baru paham di tengah buku bahwa si penulis mengkorelasikan antara perjuangannya sebagai penulis dengan langkah-langkah untuk jadi pebisnis. Saya pun jadi ingat dengan cerita di awal tentang Yulia yang punya passion di bidang kecantikan sampai bisa buka salon.

Ya, satu-satunya kekurangan yang saya rasakan di buku ini adalah keselarasannya dengan topik bisnis yang tidak terlalu kuat, atau tidak sekuat yang saya harapkan. Memang ada beberapa cerita dari temannya si penulis yang juga ingin jadi atau bahkan sudah jadi enterpreneur, tetapi sebagian besar masih sangat kental dengan dunia menulis melalui pengalaman dan curhatannya. Tidak bisa dipungkiri karena si penulis sangat cinta dunia tulis menulis. Tetapi pada bantal ke-7, penulis menghadirkan dua tokoh muda yang inspiratif, juga bisa dibilang sangat produktif dan sukses dalam hal enterpreneur. Hal ini setidaknya menutupi kekurangan yang saya rasakan tadi.

Bagi kalian yang punya mimpi membuka bisnis di usia muda dan ingin dibantu mewujudkannya dengan dorongan lewat beberapa tips yang bermanfaat, memilih buku ini sungguh tidak ada salahnya. Kalian bisa mengikuti petunjuk dan langkah-langkah konkret, baik dari apa yang dibeberkan penulis atau pun dari profil sang narasumber yang disajikan. Nggak cuma yang mau berbisnis, lho. Kalau kamu punya cita-cita jadi penulis, buku ini juga tetap cocok menjadi buku panduan, karena pengalaman si penulis yang sangat berkeinginan menjadi penulis sukses bisa jadi bahan cerminan untuk kamu ke depannya. 😊

OVERALL RATING
★★★★☆

---

ASK AUTHOR

Pada kesempatan kali ini, saya nggak mau melewatkan kesempatan untuk mewawancarai salah satu penulis muda berbakat yang satu ini. Kebetulan sekali, yang bersangkutan pun tidak keberatan saat saya tawari sesi Q&A untuk blog tour bukunya. Penasaran mau kenal lebih jauh dengannya dan proses kreatif di balik penulisan buku terbarunya? Yuk silakan disimak Q&A kami di bawah ini.

💁

Halo, Stella. Pertama, saya ucapkan selamat atas kelahiran buku kembarnya di tahun ini. Boleh perkenalkan diri dulu, dong, buat teman-teman pembaca yang mungkin belum tahu dengan Stella sebelumnya.

Halo, perkenalkan, aku Stella Olivia, penulis sepuluh buku. Kebetulan si oranye ini buku kesembilanku, dan kembarannya yaitu si hijau, jadi buku kesepuluhku. Akan segera lahir buku kesebelas yang sedang proses proofreading bersama Penerbit Andi, non fiksi juga hehehe. Oh ya, aku lulusan psikologi dari Jawa Tengah.

Saya mulai dengan pertanyaan paling mainstream: dari mana ide untuk menciptakan dan menuliskan buku kembar — si oranye dan si biru — tentang self improvement ini?

Awalnya aku suka berdiskusi dengan teman-teman soal masa depan, soal pekerjaan yang nantinya akan kami geluti masing-masing, dan tentang passion tiap orang. Pelan-pelan, aku jadi paham bahwa peralihan antara dunia pendidikan ke dunia kerja bukanlah hal yang enteng. Banyak dari kami galau soal masa depan. Jadilah saya mencoba sharing soal hidup beberapa teman dan passion mereka, kualitas-kualitas diri yang harus lebih dulu diraih untuk pencapaian masa depan yang lebih baik, sampai mewawancarai 4 orang narasumber hebat untuk menginspirasi anak muda Indonesia.

Stella kan langsung menelurkan 2 buku nih. Dijuluki buku kembar pula. Dulu bagaimana proses penulisannya? Misalnya buku mana dulu yang dikerjakan, masing-masing berapa lama draft-nya kelar ditulis, pas revisi susah atau tidak, dan sebagainya.

Si oranye yang lebih dulu kuurus, kemudian si hijau. Aku sharing banyak hal di bukuku, lalu mulai memikirkan soal narasumber yamg tepat. Kupikir, menemukan orang yang tepat di bidangnya sesuai dengan tema buku selalu penting. Aku menghubungi keempatnya, dua narasumber yang berkecimpung di dunia bisnis, dan dua yang lain adalah mereka yang berkarier di perusahaan. Proses penulisannya lumayan lari-lari, hihihi. Aku menyelesaikan 2 buku dalam waktu 21 hari! Yang mengesankan, kebetulan naskahku ditangani oleh salah satu editor Grasindo yang cekatan, energik, dan bersahabat. Oh ya, dia juga masih muda sehingga kami bisa sharing banyak hal.

Sebenarnya awal ketertarikan Stella pada dunia menulis itu karena apa/siapa?

Aku menyadari talenta menulisku semenjak kelas 5 SD. Sejak tahun-tahun itu, aku mulai berjuang dan punya tujuan yang lebih pasti, menerbitkan buku. Semakin ke sini, tujuan itu semakin mengesankan saat aku berhasil menulis, menerbitkan buku, dan berguna buat anak muda yang lain.

Mana yang lebih membuat Stella bersemangat antara menulis buku fiksi seperti novel dan cerpen, atau buku non fiksi misalnya buku psikologi dan self improvement?

Dua-duanya! Aku selalu semangat menulis keduanya. Fiksi membuatku bebas berimajinasi dan bermain bersama banyak karakter manusia. Menulis fiksi mengajariku untuk memahami karakter tiap orang secara mendalam dan konsisten. Non fiksi tak kalah asyik. Aku merasa sedang membangun diri sndiri sekaligus sharing bersama anak muda Indonesia.

Kalau tadi kan soal semangatnya. Nah, sekarang, lebih gampang/susah yang mana antara menyelesaikan buku fiksi atau non fiksi?

Fiksi dan non fiksi punya kesulitannya masing-masing. Karya fiksi harus ditulis secara urut, sistematis, bab demi bab. Penulis fiksi belajar untuk konsisten terhadap karakter-karakter yang diciptakannya sendiri. Non fiksi sebaliknya. Kita boleh mulai menulis mulai bab 1, lalu loncat ke bab 7, kemudian kembali ke bab 4. Boleh-boleh aja seperti itu karena biasanya tiap bab dalam karya non fiksi punya bahasan yang berbeda walau dalam 1 tema judul.

Ada nggak sih passion lain dalam diri Stella selain di bidang kepenulisan dan psikologi?

Sampai saat ini sih aku baru menyadari 2 passion-ku itu. Sedang diasah agar ‘lancip’ alias berkembang hehehe.

Kan Stella sekarang sudah lumayan banyak menelurkan buku. Kira-kira impian apa lagi yang masih Stella kejar untuk diwujudkan? Boleh dong cerita, supaya diaminkan sama yang baca.

Masih banyak impian, nih. Ingin bertemu banyak anak muda yang suka nulis, berkarya bareng, dan menyalurkan banyak hal pada anak muda Indonesia yang lain lewat hasil tulisan kami. Semoga terwujud!

Apa harapan Stella melalui buku kembar ini terhadap para pembacanya?

Semoga si oranye dan si hijau menjadi teman yang asyik sekaligus menginspirasi kaum muda. Menjadi sahabat yang bisa berbagi sekaligus membantu menemukan jiwa, passion, harapan, dan impian.

Ada nggak pesan-pesan tambahan terhadap teman-teman yang lain yang punya mimpi dan sedang diperjuangkan agar menjadi kenyataan supaya mereka tetap semangat?

Setiap orang punya punya pandangannya masing-masing. Mereka boleh berteriak “itu sulit, itu sukar, kamu nggak akan bisa”, tapi karakter yang tangguh membuat seseorang tetap berani melangkah. Mimpi harus tetap diperjuangkan, oke?

Okay, terima kasih banyak, Stella, yang sudah bersedia menjawab beberapa pertanyaan dari saya. Semoga keinginan Stella yang masih tertunda dapat segera diwujudkan, semoga buku kembarnya bisa diterima hangat oleh khalayak luas, serta semoga pesan yang telah disampaikan melalui wawancara ini dan melalui buku-bukunya bisa bermanfaat bagi para pembaca di luar sana dalam menggapai impiannya. Amin. 😇

---

GIVEAWAY

Nggak lengkap rasanya kalau ada blog tour tapi nggak ada giveaway-nya. Ini juga pasti jadi bagian yang selalu dan paling kalian tunggu. Tenang saja, pihak penerbit dan penulis sudah menyiapkan 1 eksemplar buku MPBSUM kepada 1 orang yang beruntung di blog ini. Bagaimana cara ikutannya? Ayo simak syarat dan ketentuannya berikut ini.

1. Punya alamat kirim di wilayah Indonesia.
2. Follow blog ini lewat akun wordpress atau email. Klik tombol follow yang ada di sidebar pojok kanan bawah.
3. Follow akun sosial media berikut ini (boleh pilih salah satu, twitter atau instagram):
– Twitter: @grasindo_id dan @murniaya
– Instagram: @stella.olivia11, @grasindo_id, dan @murniaya
4. Bagikan info tentang giveaway ini di akun sosial media punyamu. Bebas di mana saja (twitter, facebook, instagram, g+, blog, dsb).
– Jika di twitter: cantumkan link post ini dengan hashtag #BeraniBermimpi dan mention 2 akun di atas.
– Jika di instagram: repost foto buku MPBSUM yang sudah saya upload di akun IG saya, lalu tinggal ikuti ketentuan di caption-nya.
5. Jawab pertanyaan ini di kolom komentar di bawah: “Sebutkan apa passion dan mimpi terbesarmu yang sampai saat ini pengin banget kamu wujudkan?” Tinggal sebutin aja, nggak perlu panjang-panjang ya. Semoga suatu hari nanti menjadi kenyataan! 😊
6. Tuliskan juga nama, domisili, akun media sosial atau email, dan link share/repost bersamaan dengan jawabanmu.
7. Giveaway berlangsung selama seminggu saja. Partisipasimu saya tunggu sampai tanggal 14 April 2017 pukul 23:59 WIB.
8. Pemenangnya akan diusahakan diumumkan secepatnya, atau paling lambat 3 hari setelah giveaway ditutup melalui post blog, twitter, dan/atau instagram.

Itu saja peraturannya. Nggak susah kan? Kalau masih ada pertanyaan terkait rules yang masih bingung, jangan sungkan tanya langsung ke saya lewat twitter atau instagram.

Ayo buruan ikutan! Cuma berlangsung selama seminggu lho ini. Jangan lupa berdoa yang banyak supaya kamu yang beruntung buat dapetin 1 buah buku MPBSUM persembahan Penerbit Grasindo dan Stella Olivia. Good luck! 😉

---

---

---

---

---

P.S.: Jangan lupa ikutan giveaway satu lagi yang sedang berlangsung, berhadiah 1 buah novel Life by Uwaraa Montgommery (@Raatommo) pada tanggal 10-16 April 2017.