[BlogTour] Review: Strings Attached by Yoana Dianika

Sudah nyimak wawancara di post sebelumnya? Kalau belum, monggo dibaca dulu supaya lebih mengenal penulisnya dan proses kreatif penulisan novelnya. Kalau sudah, yuk mari baca resensi bukunya dari saya di bawah ini biar kamu makin penasaran sama novelnya. 😉



Judul: Strings Attached
Penulis: Yoana Dianika
Penerbit: Roro Raya Sejahtera
Editor: Yuliono
Proofreader: Christian Simamora
Desainer Sampul: Levina Lesmana
Penata Letak: Gita Mariana
Tebal: 312 Halaman
Cetakan: Pertama
Terbitan: Agustus 2017
ISBN : 978-602-61138-5-6
Harga: Rp73.000,-
Genre: Remaja, Young Adult, Romance

TAGLINE

KETIKA BENCI JADI CINTA,

CINTA BISA BERUBAH JADI….

BLURB

‘Let me tell you,

I’ll make you mine, I’ll hug you tight,

Stay beside me

Stay beside me….’

[“I Want You So Bad” by I ROCK YOU]

Arletta sangat bangga dengan talenta musiknya. Cewek itu mengawali dari nol: meng-cover lagu-lagu populer di Youtube hingga akhirnya bisa mengawali debutnya di dunia hiburan. Sayang, reaksi pasar nggak seperti harapannya. Album perdananya jeblok di pasaran. Kalau Arletta ingin kariernya mendapat kesempatan kedua, dia harus membuat gebrakan besar. Arletta tentu saja setuju dengan usulan kakaknya itu… sampai dia mengetahui kalau gebrakan yang dimaksud adalah berduet dengan band rock yang musiknya cadas banget.

Kazuki, lead vocalist I Rock You, terlihat intimidatif di kali pertama bertemu dengan Arletta. Penampilan seenaknya, lengan bertato, bersikap dingin—bahkan kasar, adalah peringatan yang lebih dari cukup bagi Arletta supaya menjaga jarak. Tapi kakaknya bilang, proyek duet untuk soundtrack film itu adalah kesempatan yang belum tentu akan datang dua kali. Arletta pun belajar menoleransi Kazuki. Berusaha meminimalisir konflik dengan cowok itu.

Masalahnya, begitu dia menerima Kazuki masuk ke hidupnya, cowok itu seperti ada di mana-mana. Arletta stuck dengan Kazuki dan tak ada yang bisa dia lakukan untuk mengubahnya. Dan perlahan-lahan, meskipun ini tak sudi diakuinya ke siapa pun, Arletta sedikit berharap situasi ini terjadi sedikit lebih lama daripada seharusnya.

Karena Arletta sudah terbiasa dengan kehadiran Kazuki. Yah, mungkin lebih dari sekadar ‘terbiasa’….

REVIEW

“Kata ortu, musik punya bahasa yang bisa bikin perasaan manusia jadi lembut. Musik bisa meresap masuk sampai ke hati, bahkan ke sudut-sudut yang nggak bisa dicapau oleh kata-kata.” — Arletta (hlm.147)

Sebagai bintang Youtube yang sangat cinta dengan seni musik, punya talenta musik, serta punya banyak subscriber, harusnya sih tidak terlalu sulit bila ingin menjual karyanya kepada khalayak karena ia sudah punya penonton setia bahkan penggemar. Tapi hal mulus itu tidak terjadi pada Arletta. Youtuber yang awalnya suka meng-cover lagu dan kini telah menelurkan karya justru penjualannya anjlok di pasaran. Namun, Arletta tak menyangka bahwa dirinya sebagai penyanyi debutan yang belum begitu terkenal di dunia hiburan malah direkrut oleh Hear Me Label untuk jadi teman duet band rock seterkenal I Rock You. Di satu sisi, hal ini dapat menjadi batu loncatan Arletta agar ia lebih dikenal publik supaya karirnya bagus. Tapi di sisi lain Arletta malah tidak suka musik rock yang selalu membuat telinganya pengang. Atas bujukan Jonatahan a.k.a Jo, kakak Arletta, maka Arletta pun mau menjalani proyek duet dengan I Rock You demi masa depan karirnya sebagai penyanyi.

“Kata Mama, kehangatan dan perhatian dari seseorang bisa nyalur kayak listrik paralel, dan itu bikin perasaan lo sedikit lebih baik.” — Arletta (hlm.166)

Sejak pertemuan pertama, Kazuki (si vocalist band I Rock You) dan Arletta sudah saling jual beli sindiran dengan kalimat yang sama-sama menusuk. Arletta sudah tahu kalau watak dan sikap Kazuki memang tidak ada ramah-ramahnya dan ia sangat siap untuk itu meski ia sebenarnya tidak suka dengan Kazuki. Lagi-lagi ini karena keterpaksaan ia harus kerjasama dengan band rock tersebut. Sebelumnya, Arletta sempat googling tentang Kazuki dan menemukan riwayat yang tidak bagus dari cowok itu di masa lalu. Baginya, mengherankan sekali mengapa lelaki sedingin Kazuki bisa punya fans bejibun dan selalu mengelu-elukannya? Untungnya, hanya Kazuki yang punya manner jeblok seperti itu. Rafa (drum), Nath (gitar), dan Ardian (bass) justru sangat welcome dengan Arletta. Bagi mereka, Arletta adalah sosok angelic yang mungkin bisa menghapus ego tinggi seorang Kazuki.

“Nengok masa lalu orang tuh sama kayak gagak, makan sesuatu yang sudah kadaluwarsa dan jadi bangkai. Hobi nyari-nyari kesalahan orang. Kasihan kalau orangnya sudah niat berubah, sementara babgkai yang dia coba buang malah dikais-kais sama orang lain.” — Jo (hlm.64)

Pertemuan demi pertemuan, latihan demi latihan, gunung es Kazuki dan tembok tinggi Arletta pun sedikit demi sedikit mulai runtuh. Satu sama lain mulai merasakan kenyamanan dan keunikan masing-masing meski mulut silet Kazuki tetap saja tidak bisa sembuh secara drastis dan Arletta masih bisa menolerir itu. Suara merdu Arletta membuat Kazuki jadi tak konsen saat latihan bernyanyi. Perhatian-perhatian kecil Kazuki malah membuat darah Arletta berdesir.

“Masalah yang lo hadapin dalam hidup akan nentuin apakah lo akan jadi protagonis atau antagonis berhati dingin.” — Jo (hlm.150)

Akankah rasa nyaman yang mereka rasakan terus berlanjut menjadi rasa yang lebih? Akankah ini hanya sebatas pergulatan perasaan atau ada konflik lain yang menghantui perjalanan karir Arletta dan I Rock You?

“Hati manusia adalah rahasia yang paling susah ditebak.” — Kazuki (hlm.269)

LET’S PEEL IT…

“Batas antara cinta dan benci sangat tipis. Di era yang serba judgemental ini, ngelurusin hal yang benar lebih susah daripada bersikap munafik.” — Kazuki (hlm.277)

Ini karya kedua dari Yoana Dianika yang saya baca. Dulu, sudah lama sekali, saya pernah baca novel duetnya berjudul Truth or Dare. Sayangnya, melalui novel itu saya tak terlalu mengenal ciri khas si penulis. Baru di novel inilah saya bisa tahu lebih banyak tentang penulis dari cerita yang ia suguhkan. And I have to say: I REALLY LIKE THE WHOLE STORY OF THIS BOOK! 😍

“Emang lebih enak bikin orang susah atas keberhasilan kita daripada bikin orang bersimpati atas musibah kita.” — Jo (hlm.100)

Ya, saya suka dengan keseluruhan cerita yang bukan hanya ingin menonjolkan sisi romance antara dua tokoh utama, tetapi penulis dengan pandainya membawa berbagai konflik yang tak habis-habis mendera para tokohnya. Kalau konflik romance-nya sendiri sih tidak ada ya. Maksudnya, konflik pribadi yang membuat si tokoh yang tadinya udah sayang eh malah jadi ilfeel, nah yang seperti itu sih nihil. Tapi meski tak ada ya bagiku tetep seru karena adanya konflik utama yang menerpa sebagian besar tokoh itulah yang lebih menggigit. Inget lho, anggota band kan ada 4 orang. Kalau 1 orang kena masalah maka member lain bahkan pihak label rekaman dan manajemen juga ketiban susahnya.

“Orang tuh nggak bisa selamanya nyenengin orang lain. Dibenci itu wajar.” — Jo (hlm.122)

Menjelang akhir-akhir cerita, pembaca dicecar oleh fakta cerita ini itu yang datang secara beruntun. Jaw dropping! Seperti sedang melihat popcorn yang meletek di penggorengan — menyenangkan sekaligus mengejutkan. Ada banyak plot twist di sana sini dan saya sukaaaaa sekali akan hal itu. 😍 Ketika satu hal terungkap, ternyata tak hanya sampai di situ, masih ada lagi buntutnya. Hal itulah yang membuatku ingin terus membalik halaman demi halaman. Meski konfliknya cukup banyak dan berbuntut panjang, saya tidak merasa itu lebay sama sekali. Justru yang terlintas di benak saya bahwa itu semua believable, sangat mungkin terjadi di dunia nyata bahkan mungkin juga di industri entertainment negeri kita sendiri.

“Itulah, kenapa fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Nama baik, sekali tercemar, susah buat diputihkan. Sementara, dibunuh… sekali tusuk kadang bisa langsung mati.” — Rafa (hlm.282)

Poin penting yang saya dapat dari cerita di sini adalah sebagai public figure itu makin banyak penggemar tentu makin banyak pula haters-nya. Di zaman sekarang di mana media sosial yang makin merajalela sebagai portal pendukung dan tempat alternatif mencari informasi selain portal berita resmi, peran media ternyata memang kejam. Dapat memutarbalikkan fakta dan menggiring opini masyarakat untuk percaya atas apa yang mereka tulis dan dianggap benar. Dunia keartisan memang sadis ya, Bro. Musti tahan banting. Saya jadi ingat salah satu drama Korea yang mengangkat kejamnya dunia jurnalistik, judulnya Pinocchio. Ada yang sudah pernah nonton? 🙂

“Media saat ini menilai orang semau mereka sendiri. Kalau pengin orang jahat, mereka bisa dengan mudah bikin orang jadi jahat. Cara media ngehakimin orang lain bahkan lebih mahir dan lebih sadis daripada para hakim itu.” — Ardian (hlm.282)

“Kalau lo nggak ngefilter omongan orang yang masuk ke telinga, lo bisa sakit mental. Semua orang pengin kita perfect dan tanpa cela.” — Arletta (hlm.180)

Novel ini disajikan dengan diksi yang sangat baik, dengan bahasa yang mudah meresap ke dalam imajinasi pembaca meski saya tidak bisa menebak seperti apa melodi lagu yang dinyanyikan oleh Arletta dan I Rock You di studio rekaman itu, tapi deskripsi adegan demi adegannya mampu tersampaikan. Premisnya juga oke punya, karena kadang saya nyimpulin begini eh tahunya begitu, nyimpulin begitu eh ternyata faktanya lain lagi hahaha.

“Ah, kadang manusia butuh pembenaran buat menyangkal sesuatu yang salah.” — Arletta (hlm.65)

Watak para tokoh utama juga punya ciri masing-masing:
– Arletta disebutkan sebagai sosok yang tanpa cela, angelic, pokoknya nggak ada catatan buruk di hidupnya. Tapi, bagi saya malah dia tidak 100% angelic. Why? Nanti di bawah saya kasih tahu kenapa.
– Kazuki? Tahu sendiri lah ya dia itu seperti apa berdasarkan penjelasan di atas. Heuheuheu…
– Rafa dan Nath yang paling ramah dan enak diajak bergaul.
– Ardian itu pendiam dan suka baca, tapi ramah juga kok.
– Jo adalah sosok abang yang rada protektif sama adiknya tetapi juga tidak terlalu mengekang. Dia akan selalu ada untuk melindungi si adik. Sosok abang idaman banget deh.
Sisa tokoh yang lain lebih baik kamu baca sendiri saja yaaa tanpa harus saya sebutkan, karena nantinya malah jadi spoiler dan nggak seru lagi dong hehehe.

“Kayaknya benar, bahwa yang bisa nyakitin perasaan bukanlah kebohongan tapi malah kejujuran.” — Arletta (hlm.102)

Soal typo masih ditemukan ada beberapa tapi sutralah ya, just minor mistake. Sisanya oke oke saja. Bahas apa lagi ya? Kayaknya cukup itu saja deh. Dan pada akhirnya saya mau kasih rating buat novel ini. Tadinya mau kasih 5 bintang tapi nggak jadi. Alasannya?
– Arletta yang dideskripsikan sebagai sosok angelic itu menurutku masih kurang mempresentasikan sifat angelic itu sendiri saat di awal cerita. Biasanya sosok angelic kan lemah lembut, bahkan lebih cenderung jadi protagonis yang sering tertindas oleh tokoh antagonis berlidah celurit kayak Kazuki. Tapi ketika Arletta dan Kazuki pertama kali bertemu, Arletta justru yang duluan memancing Kazuki mengeluarkan cakarnya. Mulut kazuki memang karet dua, tapi ternyata Arletta nggak kalah pedasnya nanggepin sindiran Kazuki dengan menaburkan Bon Cabe level 30. Well, bayangan sosok ibu perinya Marshanda langsung buyar di imajinasi saya.
– Karena novel ini target pasarnya adalah remaja dengan genre romance, sayangnya unsur romance itu sendiri kurang nendang. Kurang ‘menggelitik’ untuk saya sebagai salah satu penikmat genre romance. Entah karena memang kalah ‘power’ dengan berbagai konflik yang cukup mendominasi isi cerita, atau karena ini ditujukan untuk remaja maka sisi romance-nya jadi sangat ditakar porsinya.

Setiap individu di dunia ini ternyata menanggung sesuatu yang tak sama dengan orang lain dan mereka memiliki cara yang berbeda untuk mengatasi permasalahan itu. — (hlm.150)

Jadi, meski ada dua kekurangan ini tapi tidak membuatku menyurutkan niat untuk tetap merekomendasikan novel ini supaya kalian baca. Untuk remaja cocok, untuk yang nggak remaja lagi seperti saya pun tetap saja seru nyimak isinya. Eksekusi klimaks konflik serta penyelesaian masalahnya itu lho yang paling nempel di otak saya. Kalau kalian tertarik dengan ceritanya, jangan ragu masukin buku ini ke keranjang belanjaan kalian di tobuk ya. 😀

OVERALL RATING
★★★★☆



PHOTO CHALLENGE

As usual, kalau blog tour dari penerbit Twigora atau Roro Raya Sejahtera tuh nggak lengkap kalau nggak ada photo challenge. Okay, challenge accepted.

Mirip? Alhamdulillah berhasil. Nggak mirip? Biarin aja lah ya, yang penting sudah berusaha hahaha. Ternyata susah juga lho buat niruin gaya bibir lagi frown kayak gitu. Cobain aja sendiri. Huhuhu…



Pantengin juga wawancara, resensi, serta giveaway dari para host lainnya. Siapa tahu kamu masih bisa ikutan giveaway di sana untuk memperbesar kemungkinan kamu buat menangin bukunya. 🙂

30 APRIL – 2 MEI 2018: Gabriella Halim
https://whatsgabyread.blogspot.com

3 – 5 MEI 2018: SISKA
https://reviewbysiska.blogspot.com

6 – 8 MEI 2018: AYA MURNING
https://murniaya.wordpress.com

9 – 11 MEI 2018: OKTABRI
https://irbatko.wordpress.com

12 – 14 MEI 2018: FITRA AULIANTY
https://mydreamlandstories.blogspot.com

15 – 17 MEI 2018: SRI SULISTYOWATI
https://www.kubikelromance.com

14 thoughts on “[BlogTour] Review: Strings Attached by Yoana Dianika

  1. […] [BlogTour] Review: Strings Attached by Yoana Dianika […]

    Like

  2. Heni Susanti

    “Di era yang serba judgemental ini, ngelurusin hal yang benar lebih susah daripada bersikap munafik.”

    Bener banget. Banyak orang udah stuck sama pendapatnya sendiri, jadi kadang susah nerima penjelasan orang lain.

    Like

  3. Jaman now, demokrasi kebablasan ya gitu memang. Apa-apa maenannya medsos, dan korbannya kita2 yang suka mantengin😄. Apalagi kalo udah kena lambe-lambean, yg namanya public pigure harus bener2 kuat mental. Genre yang digadang2 romance, tapi konon porsinya dikit, mungkin juga efect kak Yoana yg basic nyamannya bukan disini kali ya, jadi rada kepengaruh. Btw, tetep bikin penasaran dan pengen baca😍. Kali-kali aja bisa kenalan ama Kazuki😚. Posenya miriplah dikit😉

    Like

    • Hahahah iyaaa sih akun lambe2an makin banyak ya di igs. Paling laris manis pulsa buat difollow karena pada dasarnya masy Indonesia tuh pada suka kepo wkwk.

      Mirip dikit? Ya gpp deh daripada ga mirip sama sekali hihi…

      Like

  4. mikalarenina

    Nama : Shintya Dewi
    Akun Sosmed : @Sheea11_ (IG & Twitter)
    Domisili : Demak, Jawa Tengah

    Like

  5. Intinya, jangan terlalu benci lah sama orang entar jadi cinta 😅 Karena batas antara benci-cinta itu tipissss

    Like

  6. Nola Andriyani

    jempol netizen jaman now mah udah kalah kejamnya sama ibu tiri. Salah ngomong dikit bisa langsung jadi viral, tapi setelah itu jadi famous atau jadi duta ala-ala 😀

    Jadi penasaran sama fakta yang jaw dropping 🙂

    Like

  7. Aku jadi keinget satu bintang idol yang awalnya mengkover lagu. Eh nggak tau nya dia bisa masuk idol. Dan aku penasaran kalau Arletta keluar dari zona nyamannya demi dia eksiiss di panggung hiburan. Penasaran jugaa sama cowok kece di cerita ini. 😀

    Like

  8. ‘Kazuki, lead vocalist I Rock You, terlihat intimidatif di kali pertama bertemu dengan Arletta’

    Banyak orang yang sering ngomen aku sebagaimana Kazuki, tapi aslinya aku pengertian kok,,, aku yakin Kazuki juga gitu, cuma butuh waktu aja buat membiarkan orang lain ikut masuk dalam hidupnya, hehe
    btw, aku juga mungkin setipe Arletta yang gak suka musik rock (bedanya aku emang gak punya bakat di musik, malahan bisa dibilang payah), tapi banyak banget kawan-kawanku yang ternyata malah bergelut di bidang itu,,, ya sudahlah, kadang-kadang jadi ikut nikmatin, hehe

    Like

  9. Quote-nya mantap-mantap.. Ruarr biasa. Ditambah lagi konflik yang kayaknya mendalam. Profesinya juga pasti ngena, bukan cuma tempelan. Semoga beruntung di GA-nya..

    Liked by 1 person

Leave a comment