[Review] With You by Christian Simamora & Orizuka

P_20160715_233501_1

Judul: With You
Penulis: Christian Simamora & Orizuka
Penerbit: GagasMedia
Editor: Alit Tisna Palupi
Proofreader: Gita Romadhona
Penata letak: Dian Novitasari
Desain sampul: Dwi Annisa Anindhika
Credit photo: Coffe2©DinkyToys
Cetakan: Pertama
Terbitan: Jakarta, 2012
Tebal: xviii + 298 Halaman
ISBN: 978-979-780-573-9
Genre: Romance

BLURB

365 hari dalam setahun,
24 jam dalam sehari.

Di antara semua waktu yang kita punya,
kau sengaja memilih hari itu.

Keluar dari mimpi indah,
lalu hadir dalam hidupku…

Sebagai cinta yang selama ini aku tunggu.

REVIEW

Novella dari seri Gagas Duet ini berisi dua cerita berbeda yang masih punya benang merah yang sama. Cerita pertama berjudul CINDERELLA ROCKEFELLA dari Christian Simamora dan cerita kedua berjudul SUNRISE dari Orizuka. Pada cerita pertama, tokoh utamanya adalah Cindy Tan, seorang supermodel sukses yang belum memiliki cinta, sedangkan di cerita kedua tokoh utamanya adalah Lyla yang tak lain adalah sepupu Cindy yang sangat suka dengan ikan dan laut. Meski tokohnya saling berhubungan, tetapi mereka punya cerita masing-masing di sini. Seperti apa? Check it out!

CINDERELLA ROCKEFELLA

“Jangan mencintai orang yang nggak bisa menghargai perasaan lo.” — Cindy (hlm. 15)

“Dan habis ini, gue harap lo bakal lebih wise dan nyari seseorang yang bersedia tinggal di sisi lo—not just for weekend, but for the whole days in the week.” — Cindy (hlm. 16)

“Cowok yang pantas dicintai adalah cowok yang bisa berjanji nggak bakal bikin lo nangis.” — Cindy (hlm. 16)

Berawal dari percakapan pasca pemotretan antara Cindy Tan dan Kelly, sahabatnya, di telepon tentang gebetan Kelly bernama Ramon yang tak disadari Cindy ternyata volume suaranya cukup menggelegar seperti toa hingga orang di ruang ganti itu pun bisa mendengar jelas tanpa harus menguping seperti penguntit. Tiba-tiba ia dikagetkan ketika ada seorang lelaki yang ikut campur dan mengomentari tentang apa yang dia bahas bersama Kelly di telepon tadi. Cindy jengah dan menganggap lelaki ini tak sopan.

“Somehow, ada aja orang-orang yang lebih bebal dari keledai, demennya jatuh terus di lubang yang sama.” — Jere (hlm. 19)

Siapa lelaki ini? Oh, ternyata dia adalah partner-nya saat pemotretan tadi tetapi mereka belum saling kenal. Cindy bahkan sempat lupa kalau lelaki ini adalah orang yang satu pemotretan dengannya beberapa menit lalu. Namanya Jere, atau panjangnya Jeremiah Fransiskus. Cindy sempat merasa tak nyaman karena ucapan Jere padanya seperti sedang menceramahinya. Tetapi kemudian pedebatan singkat itu diakhiri dengan perkenalan dan ajakan untuk makan malam yang ternyata diterima saja oleh Cindy tanpa pikir panjang. Whoa!

“You’re a supermodel, for God’s sake. It takes more than just dinner to wow you.” — Jere (hlm. 32)

“Kata senior gue di kampus dulu, jangan pernah percaya sama cewek yang bilang ‘terserah’. Itu artinya dia lagi bad mood dan bakal nyari cara buat bikin lawan bicaranya bad mood juga.” — Jere (hlm. 43)

***

Cerita perkenalan dan pendekatan antara Cindy dan Jere beralur lamban. Karena jika dilihat secara keseluruhan, setengah porsi buku untuk cerita ini saja rentang waktunya tidak sampai 24 jam. Ini membuktikan bahwa flow-nya sejak awal kenalan hingga akhirnya menemukan sebuah titik yang membuat mereka yakin dibeberkan secara cukup intens. Mereka banyak mengobrol dan berbagi opini saat makan malam. Bang CS tidak banyak menabur konflik. Hanya berawal dari perkenalan tak disengaja dan obrolan sederhana selama makan malam, tetapi sudah bisa membuat pembaca enjoy mengikuti alurnya. Bahasanya lincah seperti biasa.

Meski cerita yang diangkat ini rada berasa “novel banget” which is kayaknya jarang sih untuk beneran terjadi dalam realita sesungguhnya di mana dua strangers bisa langsung merasa dan mengakui kalau mereka saling suka bahkan jatuh cinta dalam waktu sesingkat itu. Tetapi saya menganggap tulisan Bang CS memang tidaklah harus selalu believable bagi pembaca, yang penting bisa menghibur dan rata-rata fiksi dari Bang CS mirip seperti plot di dongeng tetapi dikemas dalam nuansa modern.

###

SUNRISE

“Terkadang, takdir tak selalu sejalan dengan rencana manusia.” — (hlm. 172)

Lyla dan Juna bertemu saat OSPEK di SMA 149. Mereka adalah murid baru dan masih mengenakan atribut layaknya murid yang lagi ikut MOS. Saat itu Juna yang duluan menyapa Lyla dan mengajaknya masuk. Ketika berbaris, ternyata Juna dan Lyla sekelas. Lalu ada salah seorang senior yang mengabsen dan memanggil Lyla dengan sebutan “Lila”, tapi tiba-tiba Juna mengoreksi ucapan seniornya itu bahwa nama itu seharusnya disebut “Laila”, padahal dia belum kenal betul dengan Lyla yang ia temui tadi, apalagi menanyakan panggilannya yang benar bagaimana.

“Ya… nama kan sesuatu yang orangtua kita beri. Salah satu dari harta kita sebagai anak. Kita seenggaknya harus menjaganya, kan?” — Juna (hlm. 207)

Jarang sekali ada orang yang bisa memanggil nama Lyla dengan pengucapan yang betul saat pertama kali bertemu tanpa harus ia koreksi dahulu. Juna termasuk orang itu. Lyla berjanji jika di SMA nanti dia bisa bertemu dengan orang yang memanggilnya dengan sebutan yang benar saat pertama ketemu, dia akan menghadiahi orang itu. Jika wanita, akan dianggapnya saudara. Jika lelaki, akan dijadikannya pacar. Bagaimana reaksi Juna selanjutnya? Diterimakah hadiah dari Lyla itu?

4 tahun berlalu. Seiring berjalannya waktu, hubungan Lyla dan Juna tiba pada masa ‘ujian’ di mana mereka tak bisa lagi seakrab dulu. Memasuki masa kuliah, hubungan mereka goyah. Yang satu mencampakan yang lain. Sementara mereka masih gamang dengan perasaan masing-masing. Saat Lyla mencoba melupakan semuanya, takdir pun berperan. Bukan hal ini yang Lyla harapkan. Mengapa ia harus bertemu Juna di tempat yang harusnya jadi pengobat perih hatinya?

“Matahari terbit itu awal dari hari yang baru.” Lyla kembali menatap ke arah matahari. “Matahari terbit memberi kita kesempatan untuk mulai semuanya dari awal.” — Lyla (hlm. 239)

***

Latar novel ini sebagian besar terletak di pantai yang masih ada di pulau Jawa. Ya, pantai adalah tempat yang dipilih Lyla untuk berlibur dan melupakan perih hatinya. Di sana juga ia tak menduga bisa bertemu dengan Juna yang sedang ikut seniornya dari klub menyelam di kampusnya untuk penelitian. Juna bahkan sempat mencurigai kalau Lyla menguntitnya karena ia pun tak menyangka harus kembali berhadapan dengan wanita yang pernah jadi satu-satunya teman terdekatnya itu.

Ada banyak hal yang terjadi selama mereka melakukan kegiatan di sana. Membuat suasana yang awalnya canggung menjadi makin canggung. Ada permainan emosi halus yang ditumpahkan Orizuka di sini, membuat pembaca menjadi gemas dengan tingkah Juna dan Lyla. Ditambah lagi dengan kehadiran Fadhil yang menjadi pemandu Lyla untuk snorkeling membuat panas hati Juna.

“Even if you’re a burden, you’re the only one burden I don’t mind bearing.” — Juna (hlm. 288)

Plotnya maju, tetapi selalu terselip flashback yang menerangkan bagaimana awal perkenalan mereka hingga akhirnya menjadi dekat. Orizuka mengemasnya dengan menarik. Meski taste di cerita ini sangat berbeda dengan cerita Bang CS yang sebelumnya, tetapi di cerita ini punya sisi sweet-nya tersendiri. Saya cukup menyayangkan tokoh Fadhil tidak punya peran banyak untuk mewarnai hubungan antara Juna dan Lyla. Jika sekiranya dia memang digunakan sebagai pengobar api cemburu Juna, menurut saya perannya di sini masih kurang maksimal. Kurang dieksplor lagi tentang apa saja yang bisa Fadhil lakukan terhadap Lyla, setidaknya pembaca juga dapat dibuat ikut jatuh cinta pada tokoh yang satu ini.

###

Dari beberapa novella Gagas Duet yang sudah pernah kubaca, With You adalah salah satu yang paling aku suka karena aku memang menyukai kedua ceritanya. Berbeda konflik, namun tetap berkesinambungan dan ceritanya tidak membosankan bagiku. 🙂

OVER ALL RATING
★★★★☆

One thought on “[Review] With You by Christian Simamora & Orizuka

  1. […] untuk pembaca dewasa. Seri #jboyfriend yang sudah terbit: Pillow Talk (Jo), Good Fight (Jet), With You (Jere), All You Can Eat (Jandro), Guilty Pleasure (Julien), Come On Over (Jermaine), As Seen On […]

    Like

Leave a comment